Ini Jawaban Direktur Rumah sakit, Terkait dengan Pengelolaan Parkir

Barito Utara, Lingkarmerah.My.id – H.Tajeri,SE, MM salah satu Anggota DPRD dari Partai Gerindra Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah Mempertanyakan Mahalnya Biaya Parkir di Rumah Sakit Umum Muara Teweh.

Hal ini di sampaikan Nya kepada Media pada Kamis (14/11/2024).

Banyaknya keluh kesah masyarakat Barito utara berkaitan dengan pungutan Parkir di RSUD Muara Teweh, mahal tapi tanpa karcis, helm hilang tidak ada tanggung jawab dari pengelola parkir.

“Saya sebagai wakil Rakyat yang dititipkan amanah dari masyarakat Barito Utara, khususnya masyarakat Kecamatan Teweh Tengah Dapil Barito 1 merasa bingung dan heran, sudah berulang kali kami minta kepada Pemerintah Daerah agar pungutan biaya Parkir khusus RSUD ditiadakan sampai saat RDP di DPRD juga kita sampaikan, tapi faktanya tetap dipungut, apakah tidak ada lagi sumber PAD, sekarang APBD Kabupaten Barito Utara sudah mencapai 3 Triliun lebih,” ungkap Tajeri kepada Media ini.

Tajeri Mengatakan, “Keluh kesah ini muncul saat saya melakukan Reses di Desa Sei. Rahayu 1 dan Sei. Rahayu 2 dan dari keluarga pasien beberapa hari ini, bahkan biaya parkir dibayar berulang kali, keluarga pasien keluar halaman parkir RSUD mau ambil obat nebus di apotek luar, ambil makanan, ambil ganti pakaian, kembali kerumah sakit, keluar bayar lagi, apakah seperti ini pihak RSUD cari duit/uang kepada masyarakat yang sudah mendapat musibah keluarganya yang sakit, sudah sakit ditambah sakit lagi,” bebernya.

Sebagai wakil rakyat yang dititipkan amanah oleh masyarakat meminta kepada Pemerintah Daerah agar segera memberhentikan pungutan biaya Parkir di RSUD Muara Teweh. Apakah Barito Utara kekurangan sumber dana untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), masih banyak sumbernya, tinggal kita mau atau tidak bekerja untuk menggalinya.

“Saya sudah telpon Kadis Perhubungan, katanya yang kelola Parkir di RSUD adalah RSUD Muara Teweh sendiri, karena sudah BLUD, jadi kewenangan ada dengannya, saya komunikasi dengan Humas RSUD Muara Teweh, Silahkan Pa Haji komunikasi dengan Direktur RSUD jawab beliau.
Semoga harapan masyarakat Barito utara berkaitan dengan ini bisa dipastikan tidak ada lagi pungutan biaya parkir,” harap Tajeri.

Menanggapi Hal tersebut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muara Teweh dr. Tiur Maida yang di dampingi Marliana sebagai pengelola Parkir ketika di temui Awak Media di Ruang Kerjanya. Ia Menyampaikan bawah Pertama sekali Menjabat direktur RSUD Muara Teweh pada tanggal 30 September 2021. Pertama sekali  pekerjaan saya adalah Menyelesaikan Masalah Parkir, karena dulunya Parkir ini tidak berada di Naungan RSUD melainkan di kelola Oleh Dinas Perijinan.

“Berjalannya Waktu, Akhirnya Pengelolaan parkir di kelolah Oleh RSUD Muara Teweh, sebelum saya menjabat disini yang mengelola parkir ini Ibu Marliana, karena kami anggap ibu itu mampu untuk mengelola parkir tersebut akhirnya pada tahun 2021 kita melakukan penanda tangan MoU dengan Ibu Marliana, untuk pengelolaan Parkir yang berada di lingkungan RSUD Muara Teweh, “ungkap Tiur Maida kepada Media ini.

Tiur Maida mengatakan, setelah menanda tangani MoU dengan pihak ke 3 dalam hal ini Ibu Marliana, di sepakati untuk tarif Parkir Sepeda Motor sebesar 2000 Rupiah Mobil 5000 Rupiah  sesuai dengan  Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Barito Utara.

“Dalam perjanjian yang kita sepakati ke pada pihak ketiga yaitu Membuat Tembok lemari Penyimpanan Helem, Pembuat Karcis Parkir dan Pekerjanya harus memakai Baju parkir dan id Card itu semua sudah di lakukan Pihak ke tiga,” jelasnya.

Kalau ada terjadi masalah dilapangan Misalnya kehilangan Helem itu di luar kendali saya. Semua itu urusan Pihak ke tiga,” tegas Tiur Maida.

“Selama ini tidak ada keluhan atau  laporan ke pihak kami dari Masyarakat terkait dengan Hilangnya helem, Mahalnya Uang parkir, padahal saya sudah membuat Media sosial untuk menerima keluhan dari Masyarakat  perihal masalah Parkir khususNya tentang Rumah sakit,” kata dia.

Tiur menambahkan, “Selama ini Koordinasi saya dengan ibu Marliana sebagai pengelola parkir baik – baik saja tidak ada perna keluhan Helem hilang atau sepeda motor yang tergores.
Sementara berita yang kita baca di Media Helem Hilang,parkir Mahal saya jadi bingung.

Sampai sekarang yang saya tau parkir sepeda motor masih 2000 Rupiah Harga parkir sepeda motor. Untuk helem yang hilang sampai sekarang saya tidak tau,karna tempat penyimpanan helem sudah kita sediakan.

Kalo di katakan apakah cara itu RSUD mencari Duit , BLMD mempunyai hak Otonomi bagian barang dan jasa  sesuai dengan peraturan tanpa mengambil keuntungan, kita tidak boleh profit dari Masyarakat yang artinya harus sesuai dengan aturan pemerintah Daerah, berapa tarif yang sudah di tentukan kita tidak boleh melebihinya.

Rancangan yang kita usulkan dari Tahun Depan inovasi kami untuk Menggratiskan parkir untuk pendamping  pasien, ini bukan hal yang baru itu sudah kita canangkan semenjak saya menjadi PLT Direktur rumah sakit.

Dulu perna kita uji Coba pake id Card khusus pendimping pasien tapi gagal,karna id card yang di pake pendamping pasien teryata di kasihnya lagi kepada keluarga yang lain, akhirnya tukang parkir jadi bingung yang mana pendamping pasien yang sebenarnya.
Untuk mengantisipasi itu , saya sudah beberapa kali mengusulkan dan untuk Tahun ini juga saya usulkan pengadaan parkir Otomatis melalui Dana APBD tapi sampai sekarang belum ada realisasi dari usulan kami, saya berharap tahun depan usulan kami dapat di realisasikan.

Kalo masalah parkir mau di Gratiskan sama pemerintah daerah 100% saya mendukung tapi berikan kepada kami pasilitas yang memadai  dan SDM yang kompeten agar apa yang kita harapkan berjalan dengan Baik.

“Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan masukan, dikritik itu saya suka apalagi sipatnya Membangun tapi tolong  jangan mengkritik yang sipatnya menyudutkan. Semoga kedepannya, RSUD Muara Teweh lebih baik lagi. (Rizal).